Aplikasi RO Water Treatment

Walaupun standar air minum dari WHO menetapkan dengan TDS maksimum 500 ppm dan setelah melewati penyaringan membrane RO kandungan TDS bisa sangat rendah yakni kurang dari 100 ppm, tetapi tidak semua air langsung bisa dilewatkan dalam membrane RO tersebut. Hal tersebut karena kualitas air berbeda-beda dan pada umumnya masih banyak pengotor atau kontaminan dalam air tersebut jika langsung ke dalam sistem RO, sebagai contoh air sungai atau air sumur. Apabila air kotor digunakan sebagai umpan RO maka dalam waktu singkat pori-pori membrane RO akan tertutup kotoran, buntu dan tidak bisa digunakan lagi. Pretreatment atau pengolahan awal terhadap air yang digunakan untuk umpan RO pada umumnya sangat dibutuhkan untuk menjaga keawetan membrane RO tersebut. Dan untuk mendapatkan kualitas standard air minum juga tidak sesulit mendapatkan kualitas air untuk proses di industri maupun pembangkit listrik khususnya boiler bertekanan tinggi. Untuk mendapatkan standar air minum biasanya hanya membutuhkan sedimentasi, filtrasi, dan flokulasi-koagulasi dan selanjutnya bisa diumpankan ke dalam RO unit. Activated carbon juga biasa digunakan untuk proses filtrasi sehingga pengotor-pengotor organik yang menyebabkan bau bisa dijerap dalam filter tersebut.

RO sebagai unit pengolahan air cukup populer hari ini khususnya karena banyak yang menawarkan air RO sebagai standard air minum. Jika sumber air atau bahan baku airnya berasal dari air PDAM maka hal itu tidak masalah untuk dilakukan karena bahan baku air PDAM sudah bersih sehingga membrane RO bisa awet. Kualitas air yang didapat dari unit RO tersebut bisa sangat bersih, karena berbagai pengotor dalam ukuran mikro dan molekuler bisa dipisahkan. Untuk air standard kualitas proses industri dan boiler membutuhkan kualitas lebih tinggi. Penggunaan air di industri terutama untuk produksi kukus (steam) dengan boiler dan pendingin untuk pada kondenser atau alat penukar panas. Semakin tinggi tekanan boiler yang digunakan maka semakin tinggi kualitas air yang dibutuhkan. RO biasa digunakan terutama pada bagian akhir, setelah berbagai proses pretreatment sebelumnya. Proses pretreatment yang biasa dilakukan antara lain, sedimentasi, filtrasi, flokulasi-koagulasi, ion exchange, dan dealkalisasi. Pilihan pretreatment akan mengikuti spesifikasi atau kimia air bahan bakunya dan target kualitas air penggunaannya.
Reverse Osmosis (RO) pada awalnya adalah proses desalinasi (pembuatan air tawar dari air laut) menggunakan membran yang pemeable terhadap air dan tidak permeable terhadap garam. Salah satu proses desalinasi air laut yang terkenal adalah unit pengolahan air yang berada di Jeddah, Arab Saudi. Saat ini diperkirakan sekitar 1 milyar gallon/hari air asin yang dibuat tawar dengan RO. Sekitar setengahnya dipasang di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, sedangkan sisanya dipasang di Timur Tengah dan daerah-daerah gurun lainnya untuk menghasilkan air minum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Air dan Kehidupan